Minggu, 03 Oktober 2010

Bank Permata Right Issue Rp 2 Triliun

Minggu, 03/10/2010 16:45 WIB
Whery Enggo Prayogi - detikFinance


Jakarta
- PT Bank Permata Tbk (BNLI) berencana menerbitkan saham baru melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas IV (PUT IV) atau right issue dengan total nilai hampir Rp 2 triliun. Dana hasil right issue akan digunakan untuk ekspansi perseroan di masa mendatang.

Menurut Direktur Utama Bank Permata, David Fletcher, perseroan sebanyak-banyaknya akan mengeluarkan 1.290.520.987 lembar saham baru. Harga pelaksanaan atas right issue sendiri Rp 1.549 per saham. Saham diambil dalam portepel kelas B.

Dengan demikian dana yang dikumpulkan atas aksi ini mencapai Rp 1.999.017.008.863. Perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 3 November 2010 guna meminta restu atas right issue ini.

"PUT ini semakin memperkuat neraca PermataBank dan memberikan fleksibilitas yang lebih besar lagi dalam rangka memanfaatkan peluang pertumbuhan pada sektor perbankan Indonesia," ungkap Fletcher dalam keterangan tertulis yang diterima detikFinance di Jakarta, Minggu (3/10/2010).

Setiap pemegang enam saham lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Bank Permata pada tanggal 15 Nopember 2010, pukul 16.00 WIB, berhak atas satu saham baru.

Perseroan pun tengah menantikan persetujuan dari Bank Indonesia (BI) serta surat efektif dari BAPEPAM-LK. Perseroan menargetkan, keseluruhan proses right issue akan selesai pada akhir November 2010.

Selaku pemegang saham mayoritas, PT Astra International Tbk (ASII) dan Standard Chartered Bank berkomitmen untuk menyerap seluruh saham dalam penawaran HMETD yang menjadi haknya.

Keduanya juga bertindak sebagai pembeli siaga (standby buyer) atas sisa saham HMETD yang tidak dipesan oleh pemegang saham lainnya.

Hingga semester I-2010, BNLI mencatat rasio kecukupan modal (CAR) 13,9%. Melalui right issue ini, CAR perseroan akan terdongkak menjadi 17,6%. Laba bersih setelah pajak (audited) Bank Permata mencapai Rp 521 miliar, naik 62% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dana Pihak Ketiga (DPK) pun ikut tumbuh 16% YoY, menjadi Rp 48,9 triliun.

(wep/epi)

Tidak ada komentar: